Jumat, 02 Desember 2011

Halogen


 










Penyusun :
!Ayu Permatasari Abi
!Khania Anisah
!Septia Putri Andriani
!Siti Majidah
!Siti Maryani
                                              SMA NEGERI 1 KLARI                                       
Pemerintah kabupaten karawang
Dinas pendidikan pemuda dan olahraga
Tahun ajaran 2011-2012



Kata pengantar
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas petunjuk dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran kimia.
Makalah ini berisikan pembahasan mengenai halogen.
Terakhir, kami mengucapkan terima kasih kepada :
1.                Tuhan-YME
2.                H. endang srihartati S.pd selaku pembimbing mata pelajaran KIMIA;
3.                Orangtua kami tercinta
4.                Teman-teman yang telah memberi dukungannya
5.                Dan semua pihak terkait yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi Penyusun khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya. Tidak lupa kami mohon segala bentuk kritik dan saran demi perbaikan makalah selanjutnya.
Terimakasih



Karawang, oktober 2011

Penyusun



Daftar isi

Kata pengantar                    …………………………………………………………………………….……………..…..
Daftar isi                               …………………………………………………………………………….………...……….
Bab I Pendahuluan
1.1          Halogen dan penemunya     ………………………………………………………………..………….……….
Bab II Pembahasan
2.1          Unsur-unsur dalam golongan halogen               …………………………..…………..………………………
2.2          Sifat-sifat Halogen …………………………………………...……………………………………….
2.3          Proses Pembuatan Halogen              ………………………….…………………..………………………….
2.4          Kegunaan Halogen                             ……………………………………………..…………………………..
Bab III Penutup
Penutup……………………………………………………………………………………………….…………………….
Daftar pustaka






BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Halogen
Halogen berada pada golongan 7(VII atau VIIA pada sistem lama).  Halogen berasal dari kata halos=garam, genes=pembentuk maka dari itu halogen disebut pembentuk garam. Halogen memiliki 7e- valensi, sehingga sangat reaktif karena mudah menerima  1e. Mereka membutuhkan satu tambahan elektron untuk mengisi orbit elektron terluarnya, sehingga cenderung membentuk ion negatif bermuatan satu. Ion negatif ini disebut ion halida.Rumus kulit dari halogen ini adalah ns2 np5 dan pada suhu kamar, unsur-unsur halogen  dapat membentuk molekul diatomik.
F2 Cl2(gas) Br2(cair)   I2(Padat)
Adapun tokoh  yang mengemukakan tentang halogen yaitu, Jons Jacob Barzelius
Jons Jakob Berzellius
Halogen merupakan golongan non-logam yang sangat reaktif, sehingga unsur-unsurnya tidak dijumpai pada keadaan bebas. Pada umumnya ditemukan dialam dalam bentuk senyawa garam-garamnya. Garam yang terbentuk disebut Halida. Sebenarnya dalam tubuh manusia pun terdapat senyawa-senyawa halogen. Misalnya Ion clorida (Cl) merupakan anion yang terkandung dalam plasma darah, cairan tubuh, air susu, air mata, air ludah, dan cairan eksresi. Ion Iodida (I) merupakan suatu komponen dalam pembentukan lapisan email gigi.














» berikut adalah table senyawa halogen dengan non logam.
Golongan non logam
Senyawa
III A
Bf3, Bcl3, Bbr3, Bi3, Bf4-
IV A
CF4, CCl4, CBr4, Cl4;
SiF4, SiF62-, SiCl4, GeF4, GeF6-, GeCl4
V A
Nf3, Ncl3, NBr3, Ni3, N2f4;
Pf3, Pcl3, PBr3, Pf5, Pcl5, PBr5;
AsF3, AsF5, SbF3, SbF5
VI A
OF2, O2F2, OCL2, OBr2;
SF2, SCl2, S2F2, S2Cl2, SF4, SCl4, SF6;
SeF4, SeF6, SeCl2, SeCl4, SeBr4,
TeF4, TeF6, TeCl4, TeBr4, Tel4
VII A
ICI, IBr, BrF, BrCl, CIF
CIF3, BrF3, ICI3, IF3
CIF5, BrF5, IF5, IF7

BAB II
PEMBAHASAN

2.1       Unsur-unsur dalam golongan halogen
a. Fluor
Ditemukan dalam fluorspar oleh Schwandhard pada tahun 1670 dan baru pada tahun 1886 Maisson berhasil mengisolasinya. Merupakan unsur paling elektronegatif dan paling reaktif.Memiliki konfigurasi elektron  [He]2S22P5 . Dalam bentuk gas merupakan molekul diatom (F2), berbau pedas, berwarna kuning mudan dan bersifat sangat korosif. Serbuk logam, glass, keramik, bahkan air terbakar dalam fluorin dengan nyala terang. Dan tahukan kamu? Dengan  adanya komponen fluorin dalam air minum melebihi 2 ppm dapat menimbulkan lapisan kehitaman pada gigi.
Flour memiliki titik didih -188C dan titik lebur -220C jika dibandingkan dengan unsur lainnya dalam halogen. Flour merupakan unsur yang paling rendah titik didihnya,Massa atom Relatif/Mr dari Flour ini adalah 18,9984.
Anomali fluorin.
Fluorin molekular memiliki titik didih yang sangat rendah. Hal ini karena kesukaran polarisasinya akibat elektronnya ditarik dengan kuat ke inti atom fluorin. Karena keelektronegativan fluorin sangat besar (χ=3.98) dan elektron bergeser ke F, keasaman yang tinggi akan dihasilkan pada atom yang terikat pada F. Karena jari-jari ionik F- yang kecil, bilangan oksidasi yang tinggi distabilkan, dan oleh karena itu senyawa dengan bilangan oksidasi rendah seperti CuF tidak dikenal, tidak seperti senyawa seperti IF7 dan PtF6.          Pseudohalogen Karena ion sianida CN-, ion azida N3- dan ion tiosianat, SCN-, dsb. membentuk senyawa yang mirip dengan yang dibentuk ion halida, ion-ion tersebut disebut dengan ion pseudohalida. Ion pseudohalida membentuk molekul pseudohalogen seperti sianogen (CN)2, hidrogen sianda HCN, natrium  tiosianat NaSCN, dsb.  Pengubahan kecil efek sterik dan elektronik yang tidak mungkin dilakukan hanya dengan ion halida membuat pseudohalogen sangat bermanfaat dalam kimia kompleks logam transisi. bergerak ke katoda bertemu dengan OH- membentuk NaOH. Polihalogen. Selain molekul halogen biasa, molekul polihalogen dan halogen campuran seperti BrCl, IBr, ICl, ClF3, BrF5, IF7 dsb juga ada. Anion dan kation polihalogen seperti I3, I5-, I3+, dan I5+, juga dikenal

b. Klor
Ditemukan oleh Scheele pada tahu 1774 dan dinamai oleh Davy pada tahun 1810. Klor ditemukan di alam dalam keadaan kombinasi sebagai gas Cl2, senyawa dan mineral seperti kamalit dan silvit.Klor memiliki konfigurasi elektron  [Ne]3S23P5.Gas klor berwarna kuning kehijauan, dapat larut dalam air, mudah bereaksi dengan unsur lain. Klor dapat mengganggu pernafasan, merusak selaput lender dan dalam wujud cahaya dapat membakar kulit.
Titik didih dari gas klor adalah -35C dan titik leleh -220C. Sedangkan massa atom relatif/Mr dari klor ini adalah 35,453.
c. Brom
Ditemukan oleh Balard pada tahun 1826.  Brom memiliki konfigurasi elektron [Ar]4S24P5 merupakan zat cair berwarna coklat kemerahan, agak mudah menguap pada temperatur kamar, uapnya berwarna merah, berbau tidak enak dan dapat menimbulkan efek iritasi pada mata dan kerongkongan. Bromin mudah larut dalam air dan CS2 membentuk larutan berwarna merah, bersifat kurang aktif dibandingkan dengan klor tetapi lebih reaktif dari iodium.
Brom memiliki titik didih 59C dan titik leleh -7C. Massa atom relatif/Mr brom adalah 79,904.
d. Iodium
Ditemukan oleh Courtois pada tahun 1811. Merupakan unsur nonlogam. Padatan mengkilap berwarna hitam kebiruan yang memiliki konfigurasi elektron [Kr]5S25P5.Dapat menguap pada temperatur biasa membentuk gas berwarna ungu-biru berbau tidak enak (perih). Di alam ditemukan dalam air laut (air  asin) garam chili, dll. Unsur halogen ini larut baik dalam CHCl3, CCl4, dan CS2 tetapi sedikit sekali larut dalam air. Dikenal ada 23 isotop dan hanya satu yang stabil yaitu 127I yang ditemukan di alam. Kristal iodin dapat melukai kulit, sedangkan uapnya dapat melukai mata dan selaput lendir.
Iodium memiliki titik didih 184C dan titik leleh 144C. Dengan Massa atom relatif/Mr 126,9045
e. Astatin
Merupakan unsur radioaktif pertama yang dibuat sebagai hasil pemboman Bismuth dengan partikel-partikel alfa (hasil sintesa tahun 1940) oleh DR. Corson, K.R. Mackenzie dan E. Segre. Dikenal ada 20 isotop dari astatin, dan isotop At(210) mempunyai waktu paruh 8,3 jam (terpanjang). Astatin lebih logam disbanding iodium. Sifat kimianya mirip iodium, dapat membentuk senyawa antar halogen (AtI, AtBr, AtCl), tetapi belum bisa diketahui apakah At dapat membentuk molekul diatom seperti unsur halogen lainnya. Senyawa yang berhasil dideteksi adalah HAt dan CH3At.
  Diatomic halogen molecules
halogen
molekul
struktur
Model
d(X−X) / pm
(fase gas
d(X−X) / pm
(Fase solid)
fluorine
F2
143
149
chlorine
Cl2
199
198
bromine
Br2
228
227
iodine
I2
266
272



2.2       Sifat-sifat Halogen
a.      Sifat Kimia
Dalam membincangkan sifat kimia halogen, kadangkala fluorin dan astatin diabaikan. Hal ini demikian karena astatin adalah bahan radioaktif. Fluorin juga mempunyai sifat-sifat anomali karena ukurannya yang kecil dan keelektronegatifannya yang tinggi. Berikut lebih jelasnya :
UNSUR
Fluor
Klor
Brom
Iodium
Catatan :
[X] =
unsur-unsur gas mulia (He, Ne, Ar, Kr)
n =
nomor perioda (2, 3, 4, 5)
  =
makin besar sesuai dengan arah panah
 
9F
17Cl
35Br
53I
1. Konfigurasi electron
[X] ns2 , np5
2. Massa Atom
3. Jari-jari Atom
4. Energi Ionisasi dan Afinitas Elektron
5. Keelektronegatifan
6. Potensial Reduksi (Eored > 0)
7. Suhu Lebur (0o)
-216.6
-101.0
-72
114.0
8. Suhu Didih (0o)
-188.2
-34
58
183
9. Bilangan Oksidasi Senyawa Halogen
-1
+ 1, +3
+5, +7
+ 1
+5, +7
+1
+5, +7
                                                                               
b.      Sifat Fisik
Sifat-sifat fisik halogen berubah secara beransur-ansur apabila menuruni kumpulan. Beberapa sifat fisik halogen ialah seperti:

Rumus molekul
Nomor atom
Konfigurasi elektron
Energy ikatan
(kJ mol-1)
keelektronegatifan
Titik didih (oC)
Titik leleh (oC)
Warna
F2
9
1s22s22p5
157
4
-188
-233
Kuning muda
Cl2
17
(Ne)3s23p5
242
3
-34,6
-103
Hijau muda
Br2
35
(Ar)4s23d104p5
193
2,8
58
-7,2
Merah kecoklatan
I2
53
(Kr)5s24d105p5
150
2,5
184
113,5
Violet kehitaman

c.      Reaksi Pendesakan
Dalam halogen terdapat istilah reaksi pendesakan, reaksi pendesakkan ini terjadi jika halogen yang terletak lebih atas dalam golongan VII A dalam keadaan diatomik mampu mendesak ion halogen dari garamnya yang terletak dibawahnya.
Dan berlangsung atau tidaknya suatu reaksi dapat dilihat dari reaksi pendesakkan halogen.
Contoh: F2 + 2KCl → 2KF +Cl2
Br- + Cl2 → Br2 + Cl
Br2 + 2I- → Br- + I2
Br2 + Cl- → (tidak bereaksi)
I2 + Br- → (tidak bereaksi)
d.      Reaksi dengan Logam
Halogen bereaksi dengan sebagian besar logam akan menghasilkan senyawa garam/halida logam.
Contoh :
2Na + Cl2 → NaCl
2Fe + 3Cl2 → 2FeCl3
Sn + 2Cl2 → SnCl4
Mg + Cl2 → MgCl2
2Al + 3Cl2 → 2AlCl3
Reaksi halogen dengan non logam Halogen bereaksi dengan hampir semanya non logam. Jenis senyawa yang terbentuk sebagian besar adalah senyawa kovalen. Beberapa contoh reaksi halogen yang banyak ditemukan senyawanya adalah hydrogen halida atau biasa disebut asam halida jika dilarutkan dalam air dan non logam halida (reaksi halogen dengan unsur-unsur penting seperti O, P, C, maupun S) Hydrogen halida Hydrogen bereaksi dengan halogen membentuk senyawa hydrogen halida yang semuanya adalah gas tidak berwarna.
Persamaan reaksi halogen (X) dengan hydrogen adalah sebagai berikut:
H2(g) + X2(g) --> 2HX(g)
Contoh reaksi hydrogen dan halida adalah sebagai berikut:
ü  Reaksi antara Hidrogen dan Fluor :
Reaksi berlangsung hebat. H2 + F2 --> 2HF
ü  Reaksi antara hydrogen dan Clor :
reaksi berlangsung lambat di tempat gelap. Tetapi, jika di bawah sinar matahari, akan terjadi ledakan.
H2 + Cl2 --> 2HCl
ü  Reaksi antara hydrogen dan Brom : reaksi berlangsung pada suhu 300oC dan menggunakan katalis Pt. H2 + Br2 --> 2HBr
ü  Reaksi kesetimbangan antara hydrogen dan Yod : reaksi berlangsung lambat pada suhu 300oC menggunakan katalis Pt. reaksi bersifat dapat balik dan hanya sebagian yang bereaksi. H2 + I2 <--> 2HI
Non logam halida Halogen bereaksi dengan unsur-unsur non logam seperti C, P, O, dan S membentuk senyawa non logam halida. Contoh non logam halida adalah CCl4, PCl3, PF3, OF2, SCl2, dan S2Cl2.  Contoh reaksi non logam dengan halida adalah sebagai berikut:



ü  Reaksi karbon dengan Clor :
Reaksi memerlukan panas (bersifat endotermik) C(s) + 2Cl2(g) --> CCl4(l)
ü  Reaksi fosfor dengan clor : pemanasan bertahap fosfor dalam aliran lambat klorin menghasilkan PCl3. 2P(s) + 3Cl2(g) --> 2PCl3(l) Jika klorin yang direaksikan berlebih, maka akan dihasilkan padatan PCl5 dengan warna kuning pucat. 2P(s) + 5Cl2(g) --> 2PCl5(s)

Halida non logam
Halida hampir semua non logam telah dikenal, termasuk fluorida bahkan dari gas mulia kripton, Kr, dan xenon, Xe. Walaupun fluorida menarik karena sifat uniknya sendiri, halida biasanya sangat penting sebagai reaktan untuk berbagai senyawa non logam dengan mengganti halogen dalam sintesis anorganik (Tabel 4.8).


Halida logam yang terbentuk bersifat ionik  jika energi ionisasinya rendah dan logamnya memiliki biloks rendah. Hampir semua halida bersifat ionik. Contoh Na+, Mg2+, Al3+. Sedangkan yang bersifat semi ionok adalah AlCl3 Halogen bereaksi dengan non-logam akan membentuk asam halida/senyawa halide. Halogen dapat bereaksi dengan oksigen,fosfor, dan beberapa unsur lain.
Contoh :
Xe + F2 → XeF2
2Kr + 2F2 → KrF4
2P + 3Cl2 → 2PCl3



Macam-macam :
·       Boron trifluorida, BF3, adalah gas tak bewarna (mp -127oC dan bp -100oC) yang memiliki bau mengiritasi dan beracun. Boron triflourida digunakan sebagai katalis untuk reaksi jenis Friedel-Crafts. BF3 juga digunakan sebagai katalis untuk polimerisasi kationik. BF3 berada di fasa gas sebagai molekul monomer triangular dan membentuk aduk (aduct ikatan koordinasi) dengan basa Lewis amonia, amina, eter, fosfin, dsb. sebab sifat asam Lewisnya yang kuat. Aduk dietileter, (C2H5)2O:BF3, adalah cairan yang dapat didistilasi dan digunakan sebagai reagen biasa. Aduk ini merupakan reaktan untuk preparasi diboran, B2H6.
·       Tetrafluoroborat, BF4-, adalah anion tetrahedral yang dibentuk sebagai aduk BF3 dengan garam logam alkali, garam perak dan NOBF4 serta asam bebas HBF4 mengandung anion ini. Karena kemampuan koodinasinya lemah, anion ini digunakan untuk kristalisasi kompleks kation logam transisi sebagai ion lawan seperti ClO4-. AgBF4 dan NOBF4 juga bermanfaat sebagai bahan pengoksidasi 1-e kompleks. Tetrakhlorosilan, SiCl4, adalah cairan tak bewarna (mp -70 oC dan bp 57.6oC). Senyawa ini berupa molekul tetrahedral reguler, dan bereaksi secara hebat dengan air membentuk asam silisik dan asam khlorida. Senyawa ini sangat bermanfaat sebagai bahan baku produksi silikon murni, senyawa silikon organik dan silikone (silicone). Fosfor trifluorida, PF3, adalah gas tak bewarna, tak berbau, dan sangat beracun (mp -151.5 oC dan bp -101.8 oC). Molekulnya berbentuk piramida segitiga. Karena senyawa ini penarik elektron seperti CO, PF3 dapat menjadi ligan dan membentuk kompleks logam yang analog dengan kompleks logam karbonil.
·       Fosfor pentakhlorida, PCl5, adalah zat kristalin tak bewarna (tersublimasi tetapi terdekomposisi pada 160°C). Molekulnya berbentuk trigonal bipiramid dalam wujud gas, tetapi dalam kristal berupa pasangan ion [PCl4]+[PCl6]- pada fasa padat. Walaupun senyawa ini bereaksi hebat dengan air dan menjadi asam fosfat dan asam khlorida, PCl5 larut dan CS2 dan CCl4.  PCl5 sangat bermanfaat untuk khlorinasi senyawa organik.
·       Arsen pentafluorida, AsF5, adalah gas tak bewarna (mp -79.8 °C dan bp -52.9 °C). Molekulnya adalah trigonal bipiramida. Walaupun senyawa ini terhidrolisis, senyawa ini larut dalam pelarut organik. AsF5 adalah penangkap elektron yang kuat,  senyawa ini dapat membentuk kompleks donor-akseptor dengan donor elektron.
·       Belerang heksafluorida, SF6, adalah gas tak bewarna dan tak berbau (mp. -50.8  °C dan titik sublimasi -63.8 °C). Molekulnya berbentuk oktahedral. SF6 secara kimia tidak stabil dan sukar larut dalam air. Karena SF6 memiliki sifat penahan panas yang istimewa, tidak mudah terbakar dan tahan korosi, SF6 digunakan sebagai insulator tegangan tinggi.
·        Belerang khlorida, S2Cl2, adalah cairan bewarna oranye (mp -80 °C dan bp 138 °C). Mempunyai struktur yang sama dengan hidrogen peroksida. Mudah larut dalam pelarut organik. S2Cl2 sebagai senyawa anorganik industri, digunakan dalam skala besar untuk vulkanisasi karet, dsb.


e.      Reaksi dengan Metaloid
Halogen bereakksi dengan metaloid. Contoh:
2B +3Cl2 → 2BCl3
2Si + 2Cl2 → SiCl4
reaksi-reaksi halogen:


2.3       Proses Pembuatan atau Produksi Halogen
Fluorin memiliki potensial reduksi tertinggi (E = +2.87 V) dan kekuatan oksidasi tertinggi di anatara molekul halogen. Flourin juga merupakan unsur non logam yang paling reaktif. Karena air akan dioksidasi oleh F2 pada potensial yang jauh lebih rendah (+1.23 V) gas flourin tidak dapat dihasilkan dengan elektrolisis larutan dalam air  senyawa flourin. Karena itu, diperlukan waktu yang panjang sebelum unsur flourin dapat diisolasi, dan F. F. H. Moisson akhirnya dapat mengisolasinya dengan elektrolisis KF dalam HF cair. Sampai kini flourin masih dihasilkan dengan reaksi ini. Khlorin, yang sangat penting dalam industri kimia anorganik, dihasilkan bersama dengan natrium hidroksida. Reaksi dasar untuk produksi khlorin adalah elektrolisis larutan NaCl dalam air dengan proses pertukaran ion. Dalam proses ini gas  khlorin dihasilkan dalam sel di anoda dan Na+
Bromin didapatkan dengan oksidasi Br- dengan gas khlorin dalam air garam.  Mirip dengan itu, iodin dihasilkan dengan melewatkan gas khlorin melalui air garam yang mengandung ion I-. Karena gas alam yang didapatkan di Jepang ada bersama di bawah tanah dengan air garam yang mengandung I-, Jepang adalah negara utama penghasil iodin.
Reaksi
Halogenalkana dipanaskan dengan sejumlah larutan natrium hidroksida dalam sebuah campuran etanol dengan air. Apapun akan larut dalam campuran ini sehingga reaksi bisa berlangsung dengan baik.
Atom halogen dilepaskan sebagai ion halida:
Reaksi ini tidak harus berlangsung sampai selesai. Uji dengan perak nitrat cukup sensitif untuk mendeteksi ion-ion halida dalam konsentrasi yang cukup kecil. Campuran diasamkan dengan menambahkan asam nitrat. Penambahan asam nitrat ini akan mencegah terjadinya reaksi antara ion-ion hidroksida yang tidak-bereaksi dengan ion-ion perak yang akan ditambahkan. Selanjutnya larutan perak nitrat ditambahkan.
Berbagai endapan bisa terbentuk dari reaksi antara perak dan ion-ion halida:

ion dalam campuran
endapan yang terbentuk
Cl-
endapan putih
Br-
endapan krim pucat pasi
I-
endapan kuning pucat pasi
Pengujian halogenalkana
Larutan perak nitrat bisa digunakan untuk menentukan halogen apa yang terdapat pada sebuah halogenalkana. Cara yang paling efektif adalah dengan melakukan sebuah reaksi substitusi yang mengubah halogen menjadi sebuah ion halida, dan selanjutnya menguji ion halida tersebut dengan larutan perak nitrat.
Menentukan jenis endapan
endapan awal
Pengamatan
AgCl
endapan larut menghasilkan larutan tidak berwarna
AgBr
endapan hampir tidak berubah dengan penambahan larutan amonia encer, tapi larut dalam larutan amonia pekat menghasilkan larutan tidak berwarna
AgI
endapan tidak terlarut dalam laturan amonia, baik encer maupun pekat

Warna endapan-endapan yang terbentuk cukup sulit untuk dibedakan, khususnya jika endapan yang terbentuk sedikit. Anda bisa menentukan endapan apa yang terbentuk dengan menambahkan larutan amonia.
Sebagian proses pembuatan halogen dilakukan dengan metoda elektrolisis namun tidak dengan cara elektrolisis saja, banyak cara digunakan dalam proses pembuatan halogen baik dalam lingkup industri maupun labolatorium,berikut beberapa proses pembuatan halogen:
1.      Pembuatan Halogen dalam Industri
Fluor (F2)
Elektrolisis KHF2, dalam HF bebas air. Flourin diperoleh melalui proses elektrolisis garam kalium hydrogen flourida (KHF2) dilarutkan dalam HF cair, ditambahkan LiF 3% untuk menurunkan suhu sampai 100oC. Elektrolisis dilaksanakan dalam wajah baja dengan katode baja dan anode karbon. Campuran tersebut tidak boleh mengandung air karena F2yang terbentukakan mengoksidasinya.
Brom (Br2)
1.  Pengendapan I2 yang terbentuk disaring dan dimurnikan dengan cara sublimasi.
2.     Pembuatan Halogen di Laboratorium
Di laboratorium, zat-zat kimia dibuat dalam jumlah seperlunya untuk digunakan eksperimen/praktikum dengan cara yang cepat dan alat yang sederhana. Klorin, bromin, dan iodine dapat dihasilkan dari oksidasi terhadap senyawa halida dengan oksidator MnO2 atau KMnO2 dalam lingkungan asam. Senyawa halide dicampurkan dengan MnO2 atau KMnO2 ditambahkan H2SO4 pekat, kemudian dipanaskan. Reaksi yang berlangsung secara umum :
2X- + MnO2 + 4H+ → X2 + Mn2+ + 2H2O
10X- + 2MnO4- + 16H+ → 5X2 + 2Mn2+ + 8H2O
2.4       Kegunaan Halogen
  • Penggunaan fluor
1. pembuatan UF6 agar dapat memisahkan 235U dan 238U dengan cara difusi atau sentrifuga.
2. pembuatan Teflon (-CF2-CF-)n , freon (CCl2F2), dan insektisida (CCl3F)
3. pembuatan sulfur heksafluorida
  • Penggunaan klor
1. pembuatan plastic (PVC
2. pembuatan pelarut untuk cat, untuk membersihkan logan dari lemak, dry cleaning,
3. pembuatan unsur (Mg, Ti, Br2)
  • Penggunaan brom
1. pembuatan 1-2 dibromometna untuk ditambah kedalam bensin
2. pembuatab senyawa organik
3. obat-obatan
  • Penggunaan Iodin
1.   obat-obatan
! iodium tincture digunakan untuk pemusnahan hama (antiseptik);
! mencegah atau mengobati gondok;
! sebagai indicator untuk amilum.
2. pembuatan zat warna
3. Quartz-Yod untuk bola lampu, NH4I untuk lensa Polaroid, AgI intuk fotografi.









Bab III
Penutup
Kesimpulan
Halogen yang pertama kali dikemukakan oleh  Jons Jacob Barzelius yang merupakan golongan non-logam yang sangat reaktif, sehingga unsur-unsurnya tidak dijumpai pada keadaan bebas kalaupun dijumpai unsure-unsurnya dalam keadaan diatomik.Unsur-unsur ini terletek pada golongan 17 atau VII A system periodik. Golongan ini mempunyai electron valensi 7 dengan konfigurasi electron valensi s2p5.Unsure-unsur halogen meliputi fluor(F) Klor (Cl) Brom (Br) Iodium (I)  dan Astanin (At),namun unsure AT berbeda dari keempat unsur lain karena bersifat radioaktif.
Halogen dapat bereaksi dengan bermacam-macam unsur,misalnya dengan logam membentuk garam ; dengan hydrogen membentuk asam halide; dengan hydrogen dan oksigen membentuk asam oxyhalogen.












                                                                                         
                             
Daftar pustaka

Liliasari.Kimia 3.Jakarta:Departemen pendidikan dan kebudayaan,1995.
Suminar Petruci.Kimia dasar prinsip dan terapan modern edisi keempat jilid-3.Jakarta:Erlangga,1999.
Devi k Poppy, farida,dkk.Bandung:PT Remaja Rosdakarya Bandung,2002.




                      

       

       

Tidak ada komentar:

Posting Komentar